Jika seseorang sudah menunjukan gejala yang mengarah kepada demam berdarah dengue (DBD), dia harus segera ditangani ke fasilitas kesehatan terdekat. Dikhawatirkan jika terlambat ditangani atau salah penanganan, hal itu bisa berujung komplikasi berbahaya atau dengue shock syndrome (DSS). Kondisi inilah dialami oleh dua anak di Ponorogo yang harus kehilangan nyawa ada 12 Maret lalu.
Keduanya datang ke rumah sakit dalam keadaan sangat buruk atau kategori DSS. Lalu apakah itu DSS? Berikut penjelasan yang dirangkum dari berbagai sumber. Mengutip dari Hermina Hospitals, Dengue Shock Syndrome (DSS) bisa menyebabkan sirkulasi di dalam tubuh tidak dapat mengantarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh organ.
Saat kondisi ini, aliran darah ke seluruh jaringan tubuh menurun sehingga terjadi kekurangan oksigen atau hipoksia yang berujung pada kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru paru, penggumpalan darah, hingga kematian. Berita Viral Deman Berdarah Dengue Meningkat Drastis, Info Rumah Sakit Terima Pasien DBD Penyebab 2 Warga Solo Meninggal Karena DBD, Dinkes: Pasien Terlambat Dibawa ke RS
Dinkes Mahulu Imbau Warga Waspada, Terlambat Tangani DBD Bisa Berakibat Kematian Lonjakan Pasien DBD, Ketua Komisi III DPRD Kendari Warning Rumah Sakit yang Terlantarkan Pasien Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari Meningkat 50 Persen
Kasus Demam Berdarah Dengue di DI Yogyakarta Melonjak, 3 Pasien Meninggal Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Cibabat Didominasi Anak Anak, Jumlah Pasien Melonjak Sejak Januari Imbas DBD, Pasien Rawat Inap RSUD Tamansari Meningkat
Demam berdarah memiliki banyak spektrum, mulai dari yang ringan hingga yang paling berat, yakni DSS. Adapun gejala ketika memasuki fase DSS adalah tekanan darah menurun, kulit basah dan terasa dingin, napas tidak beraturan, mulut kering, denyut nadi lemah hingga jumlah urin menurun. Terdapat beberapa risiko yang memperparah seseorang bisa terkena DSS.
Pertama, bayi usia di bawah satu tahun; kedua, berat badan bayi dan anak yang besar (obesitas); dan ketiga, sudah pernah terkena demam berdarah sebelumnya. Saat anak sudah mengalami DSS, akan dilakukan perawatan secara intensif di ruangan PICU ( Pediatric Intensive Care Unit ) untuk dilakukan pemantauan denyut jantung, pernafasan, produksi urin, secara intensif. Orang tua patut waspada jika terjadi pola demam yang terjadi terus menerus pada anak.
Meskipun anak diberikan obat penurun demam, demam akan turun dan kembali naik. Selain itu, hal yang perlu diwaspadai adalah apabila anak mengalami nyeri perut herbat, muntah muntah, dan tidak bisa makan dan minum sama sekali. Saat anak berada dalam kondisi tersebut, segeralah pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan anak.
Saat ini pencegahan DBD yang efektif masih sangat dianjurkan dengan 3M Plus. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Singkirkan baju baju yang menggantung sumber sarang nyamuk dan jentik. Selain itu, tanah kosong atau fasilitas umum juga perlu dipantau untuk melakukan 3M nya. 1. Menguras tempat penampungan air
2. Menutup tempat tempat penampungan air 3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD kepada manusia Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.